TIGA BELAS KEUTAMAAN SHOLAT LIMA WAKTU

Ir. EKAJAYA
Bagian 1 dari 2

اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّهِ وَبَرَكَاتُهُ
Banyak di antara yang mengaku muslim akan tetapi belum sadar dengan shalat. Padahal shalat lima waktu mempunyai keutamaan yang begitu besar.
1.  Shalat adalah sebaik-baik amalan setelah dua kalimat syahadat
Ada hadits muttafaqun ‘alaih sebagai berikut,
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ مَسْعُودٍ قَالَ سَأَلْتُ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- أَىُّ الْعَمَلِ أَفْضَلُ قَالَ « الصَّلاَةُ لِوَقْتِهَا ». قَالَ قُلْتُ ثُمَّ أَىٌّ قَالَ « بِرُّ الْوَالِدَيْنِ ». قَالَ قُلْتُ ثُمَّ أَىٌّ قَالَ « الْجِهَادُ فِى سَبِيلِ اللَّهِ ».
Dari ‘Abdullah bin Mas’ud, ia berkata, Aku pernah bertanya pada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, amalan apakah yang paling afdhol? Jawab beliau, Shalat pada waktunya. Lalu aku bertanya lagi, Terus apa? Berbakti pada orang tua, jawab Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.  Lalu apa lagi, aku bertanya kembali. Jihad di jalan Allah, jawab beliau.
(HR. Bukhari no. 7534 dan Muslim no. 85)
2.  Shalat lima waktu mencuci dosa
Dari Abu Hurairah رضي الله عنه , ia berkata bahwa Rasulullah ﷺ  bersabda,
أَرَأَيْتُمْ لَوْ أَنَّ نَهَرًا بِبَابِ أَحَدِكُمْ ، يَغْتَسِلُ فِيهِ كُلَّ يَوْمٍ خَمْسًا ، مَا تَقُولُ ذَلِكَ يُبْقِى مِنْ دَرَنِهِ » . قَالُوا لاَ يُبْقِى مِنْ دَرَنِهِ شَيْئًا . قَالَ « فَذَلِكَ مِثْلُ الصَّلَوَاتِ الْخَمْسِ ، يَمْحُو اللَّهُ بِهَا الْخَطَايَا »
Tahukah kalian, seandainya ada sebuah sungai di dekat pintu salah seorang di antara kalian, lalu ia mandi dari air sungai itu setiap hari lima kali, apakah akan tersisa kotorannya walau sedikit? Para sahabat menjawab, Tidak akan tersisa sedikit pun kotorannya. Beliau berkata, Maka begitulah perumpamaan shalat lima waktu, dengannya Allah menghapuskan dosa. (HR. Bukhari no. 528 dan Muslim no. 667)
Dari Jabir رضي الله عنه ,
مَثَلُ الصَّلَوَاتِ الْخَمْسِ كَمَثَلِ نَهَرٍ جَارٍ غَمْرٍ عَلَى بَابِ أَحَدِكُمْ يَغْتَسِلُ مِنْهُ كُلَّ يَوْمٍ خَمْسَ مَرَّاتٍ ». قَالَ قَالَ الْحَسَنُ وَمَا يُبْقِى ذَلِكَ مِنَ الدَّرَنِ
Permisalan shalat yang lima waktu itu seperti sebuah sungai yang mengalir melimpah di dekat pintu rumah salah seorang di antara kalian. Ia mandi dari air sungai itu setiap hari lima kali. Al Hasan berkata, Tentu tidak tersisa kotoran sedikit pun (di badannya).
(HR. Muslim no. 668).
Dua hadits di atas menerangkan tentang keutamaan shalat lima waktu di mana dari shalat tersebut bisa diraih pengampunan dosa. Tetapi hal itu dengan syarat, shalat tersebut dikerjakan dengan sempurna memenuhi syarat, rukun, dan aturan-aturannya. Dari shalat tersebut bisa menghapuskan dosa kecil (menurut jumhur ulama), sedangkan dosa besar mesti dengan taubat.
[Lihat Nuzhatul Muttaqin Syarh Riyadhis Sholihin karya Syaikh Musthofa Al Bugho dkk, hal. 409.]
3.  Shalat lima waktu menghapuskan dosa
Dari Abu Hurairah, Rasulullah ﷺ bersabda,
الصَّلَوَاتُ الْخَمْسُ وَالْجُمُعَةُ إِلَى الْجُمُعَةِ وَرَمَضَانُ إِلَى رَمَضَانَ مُكَفِّرَاتٌ مَا بَيْنَهُنَّ إِذَا اجْتَنَبَ الْكَبَائِرَ
Di antara shalat yang lima waktu, di antara Jumat yang satu dan Jumat lainnya, di antara Ramadhan yang satu dan Ramadhan lainnya, itu akan menghapuskan dosa di antara keduanya selama seseorang menjauhi dosa-dosa besar. (HR. Muslim no. 233).
4.  Shalat adalah cahaya di dunia dan akhirat
Dari ‘Abdullah bin ‘Amr, Nabi ﷺ  bersabda,
مَنْ حَافَظَ عَلَيْهَا كَانَتْ لَهُ نُوراً وَبُرْهَاناً وَنَجَاةً يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَمَنْ لَمْ يُحَافِظْ عَلَيْهَا لَمْ يَكُنْ لَهُ نُورٌ وَلاَ بُرْهَانٌ وَلاَ نَجَاةٌ وَكَانَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مَعَ قَارُونَ وَفِرْعَوْنَ وَهَامَانَ وَأُبَىِّ بْنِ خَلَفٍ
Siapa yang menjaga shalat lima waktu, baginya cahaya, bukti dan keselamatan pada hari kiamat. Siapa yang tidak menjaganya, maka ia tidak mendapatkan cahaya, bukti, dan juga tidak mendapat keselamatan. Pada hari kiamat, ia akan bersama Qorun, Fir’aun, Haman, dan Ubay bin Kholaf. (HR. Ahmad 2: 169. Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan bahwa sanad hadits ini hasan).
Disebutkan dalam hadits Abu Malik Al Asy’ari, Nabi ﷺ bersabda,
وَالصَّلاَةُ نُورٌ
Shalat adalah cahaya.
(HR. Muslim no. 223)
Juga terdapat hadits dari Burairah, Nabi ﷺ  bersabda,
بَشِّرِ الْمَشَّائِينَ فِى الظُّلَمِ إِلَى الْمَسَاجِدِ بِالنُّورِ التَّامِّ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
Berilah kabar gembira bagi orang yang berjalan ke masjid dalam keadaan gelap bahwa kelak ia akan mendapatkan cahaya sempurna pada hari kiamat.
(HR. Abu Daud no. 561 dan Tirmidzi no. 223. Al Hafizh Abu Thohir mengatakan bahwa hadits ini shahih)
5.  Allah akan meninggikan derajat dan menghapuskan dosa (kesalahan).
Tsauban, bekas budak Rasulullah ﷺ, dari Nabi ﷺ, beliau bersabda,
عَلَيْكَ بِكَثْرَةِ السُّجُودِ لِلَّهِ فَإِنَّكَ لاَ تَسْجُدُ لِلَّهِ سَجْدَةً إِلاَّ رَفَعَكَ اللَّهُ بِهَا دَرَجَةً وَحَطَّ عَنْكَ بِهَا خَطِيئَةً
Hendaklah engkau memperbanyak sujud kepada Allah. Karena engkau tidaklah sujud pada Allah dengan sekali sujud melainkan Allah akan meninggikan derajatmu dan akan menghapuskan satu kesalahan. (HR. Muslim no. 488).
6.  Sebab mudah masuk surga dan dekat dengan Rasul ﷺ.
Dari Robi’ah bin Ka’ab Al Aslami رضي الله عنه, ia berkata,
كُنْتُ أَبِيتُ مَعَ رَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- فَأَتَيْتُهُ بِوَضُوئِهِ وَحَاجَتِهِ فَقَالَ لِى « سَلْ ». فَقُلْتُ أَسْأَلُكَ مُرَافَقَتَكَ فِى الْجَنَّةِ. قَالَ « أَوَغَيْرَ ذَلِكَ ». قُلْتُ هُوَ ذَاكَ. قَالَ « فَأَعِنِّى عَلَى نَفْسِكَ بِكَثْرَةِ السُّجُودِ »
Aku pernah bermalam bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Aku mendatangi beliau dengan membawakan air wudhu dan memenuhi hajat beliau. Lantas beliau bersabda, Mintalah. Aku berkata, Aku meminta padamu supaya dapat dekat denganmu di surga (kelak).  Beliau berkata, Atau ada selain itu? Aku menjawab, Itu saja yang aku minta. Beliau bersabda, Tolonglah aku dengan engkau memperbanyak sujud.
(HR. Muslim no. 489).
Yang dimaksud dengan memperbanyak sujud di sini adalah memperbanyak sujud dalam shalat. [Lihat Syarh Shahih Muslim karya Imam Nawawi.]
Bagian 2 dari 2

اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّهِ وَبَرَكَاتُهُ

7.   Berjalan menuju shalat akan dicatat sebagai kebaikan, meninggikan derajat dan menghapuskan dosa.
Dari Abu Hurairah, Nabi ﷺ bersabda,
مَنْ تَطَهَّرَ فِى بَيْتِهِ ثُمَّ مَشَى إِلَى بَيْتٍ مِنْ بُيُوتِ اللَّهِ لِيَقْضِىَ فَرِيضَةً مِنْ فَرَائِضِ اللَّهِ كَانَتْ خَطْوَتَاهُ إِحْدَاهُمَا تَحُطُّ خَطِيئَةً وَالأُخْرَى تَرْفَعُ دَرَجَةً
Barangsiapa bersuci di rumahnya lalu ia berjalan menuju salah satu rumah Allah untuk menunaikan salah satu kewajiban yang Allah tetapkan, maka salah satu langkah kakinya akan menghapuskan kesalahan dan langkah kaki yang lain meninggikan derajat.
(HR. Muslim no. 666).

8.   Dijanjikan sebagai tamu di surga.
Dari Abu Hurairah, dari Nabi ﷺ, beliau bersabda,
مَنْ غَدَا إِلَى الْمَسْجِدِ وَرَاحَ أَعَدَّ اللَّهُ لَهُ نُزُلَهُ مِنَ الْجَنَّةِ كُلَّمَا غَدَا أَوْ رَاحَ
Barangsiapa berpagi-pagi atau ketika sore hari menuju masjid, maka Allah akan menjadikan dia tempat sebagai tamu di surga ketika ia pergi di pagi atau sore hari.
(Muttafaqun ‘alaih, HR. Bukhari no. 662 dan Muslim no. 669).

9.   Menghapuskan dosa antara shalat yang satu dan shalat berikutnya.
Dari ‘Utsman, Rasulullah ﷺ bersabda,
لاَ يَتَوَضَّأُ رَجُلٌ مُسْلِمٌ فَيُحْسِنُ الْوُضُوءَ فَيُصَلِّى صَلاَةً إِلاَّ غَفَرَ اللَّهُ لَهُ مَا بَيْنَهُ وَبَيْنَ الصَّلاَةِ الَّتِى تَلِيهَا
Tidaklah seorang muslim memperbagus wudhunya, kemudian ia mengerjakan shalat melainkan Allah mengampuni baginya dosa di antara shalat tersebut dan shalat berikutnya.
(HR. Bukhari no. 160 dan Muslim no. 227).

10.   Menghapuskan dosa yang telah lalu.
Dari ‘Utsman, Rasulullah ﷺ bersabda,
مَا مِنِ امْرِئٍ مُسْلِمٍ تَحْضُرُهُ صَلاَةٌ مَكْتُوبَةٌ فَيُحْسِنُ وُضُوءَهَا وَخُشُوعَهَا وَرُكُوعَهَا إِلاَّ كَانَتْ كَفَّارَةً لِمَا قَبْلَهَا مِنَ الذُّنُوبِ مَا لَمْ يُؤْتِ كَبِيرَةً وَذَلِكَ الدَّهْرَ كُلَّهُ
Tidaklah seorang muslim menghadiri shalat wajib lalu ia memperbagus wudhu dan mengerjakan shalatnya dengan khusyu’, juga ia memperbagus ruku’nya melainkan itu sebagai penghapus dosa sebelumnya selama seseorang tidak melakukan dosa besar dan ini berlaku sepanjang waktu. (HR. Muslim no. 228).

11.   Akan mendapat do’a dari para malaikat.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi ﷺ bersabda,
صَلاَةُ الرَّجُلِ فِى جَمَاعَةٍ تَزِيدُ عَلَى صَلاَتِهِ فِى بَيْتِهِ وَصَلاَتِهِ فِى سُوقِهِ بِضْعًا وَعِشْرِينَ دَرَجَةً وَذَلِكَ أَنَّ أَحَدَهُمْ إِذَا تَوَضَّأَ فَأَحْسَنَ الْوُضُوءَ ثُمَّ أَتَى الْمَسْجِدَ لاَ يَنْهَزُهُ إِلاَّ الصَّلاَةُ لاَ يُرِيدُ إِلاَّ الصَّلاَةَ فَلَمْ يَخْطُ خَطْوَةً إِلاَّ رُفِعَ لَهُ بِهَا دَرَجَةٌ وَحُطَّ عَنْهُ بِهَا خَطِيئَةٌ حَتَّى يَدْخُلَ الْمَسْجِدَ فَإِذَا دَخَلَ الْمَسْجِدَ كَانَ فِى الصَّلاَةِ مَا كَانَتِ الصَّلاَةُ هِىَ تَحْبِسُهُ وَالْمَلاَئِكَةُ يُصَلُّونَ عَلَى أَحَدِكُمْ مَا دَامَ فِى مَجْلِسِهِ الَّذِى صَلَّى فِيهِ يَقُولُونَ اللَّهُمَّ ارْحَمْهُ اللَّهُمَّ اغْفِرْ لَهُ اللَّهُمَّ تُبْ عَلَيْهِ مَا لَمْ يُؤْذِ فِيهِ مَا لَمْ يُحْدِثْ فِيهِ
Shalat seseorang secara berjama’ah lebih utama dari shalat di rumahnya dan pasarnya yaitu lebih utama 20 sekian derajat. Karena jika seseorang berwudhu dan memperbagus wudhunya kemudian ia mendatangi masjid dan tujuannya hanyalah untuk shalat, ketika kakinya melangkah, maka itu akan meninggikan derajatnya (satu derajat) dan menghapuskan kesalahannya (satu kesalahan) sampai ia masuk dalam masjid. Jika ia masuk masjid, maka ia berada dalam shalat selama shalat terus berlangsung. Para malaikat akan mendoakan salah seorang di antara kalian selama ia berada di tempat (di masjid) di mana ia shalat di situ. Para malaikat mendoakan, Ya Allah, rahmatilah ia. Ya Allah, ampunilah dia. Ya Allah, terimalah taubatnya. Hal ini terus berlangsung selama ia tidak menyakiti orang lain (dengan perkataan atau perbuatannya) dan selama tidak berhadats ketika shalat (selama wudhunya tidak batal).
(HR. Bukhari no. 477 dan Muslim no. 649)

12.   Keluar dari rumah seperti orang yang keluar berhaji dalam keadaan berihram.
Dari Abu Umamah, Rasulullah ﷺ bersabda,
مَنْ خَرَجَ مِنْ بَيْتِهِ مُتَطَهِّرًا إِلَى صَلاَةٍ مَكْتُوبَةٍ فَأَجْرُهُ كَأَجْرِ الْحَاجِّ الْمُحْرِمِ وَمَنْ خَرَجَ إِلَى تَسْبِيحِ الضُّحَى لاَ يُنْصِبُهُ إِلاَّ إِيَّاهُ فَأَجْرُهُ كَأَجْرِ الْمُعْتَمِرِ
Barangsiapa yang keluar dari rumahnya dalam keadaan bersuci menuju shalat wajib, maka pahalanya seperti pahala orang yang berhaji yang dalam keadaan berihram. Barangsiapa yang keluar untuk menunaikan shalat Dhuha dan rasa capek yang ia peroleh karena melaksanakan shalat tersebut, maka pahalanya seperti pahala orang berumrah.
(HR. Abu Daud no. 558 dan Ahmad 5: 268. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan).

13.   Pergi dan pulang dari shalat dicatat pahala.
عَنْ أُبَىِّ بْنِ كَعْبٍ قَالَ كَانَ رَجُلٌ لاَ أَعْلَمُ رَجُلاً أَبْعَدَ مِنَ الْمَسْجِدِ مِنْهُ وَكَانَ لاَ تُخْطِئُهُ صَلاَةٌ  قَالَ  فَقِيلَ لَهُ أَوْ قُلْتُ لَهُ لَوِ اشْتَرَيْتَ حِمَارًا تَرْكَبُهُ فِى الظَّلْمَاءِ وَفِى الرَّمْضَاءِ . قَالَ مَا يَسُرُّنِى أَنَّ مَنْزِلِى إِلَى جَنْبِ الْمَسْجِدِ إِنِّى أُرِيدُ أَنْ يُكْتَبَ لِى مَمْشَاىَ إِلَى الْمَسْجِدِ وَرُجُوعِى إِذَا رَجَعْتُ إِلَى أَهْلِى. فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « قَدْ جَمَعَ اللَّهُ لَكَ ذَلِكَ كُلَّهُ »
Dari Ubay bin Ka’ab berkata, Dulu ada seseorang yang tidak aku ketahui seorang pun yang jauh rumahnya dari masjid selain dia. Namun dia tidak pernah luput dari shalat. Kemudian ada yang berkata padanya atau aku sendiri yang berkata padanya, Bagaimana kalau engkau membeli unta untuk dikendarai ketika gelap dan ketika tanah dalam keadaan panas. Orang tadi kemudian menjawab, Aku tidaklah senang jika rumahku di samping masjid. Aku ingin dicatat bagiku langkah kakiku menuju masjid dan langkahku ketika pulang kembali ke keluargaku. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, Sungguh Allah telah mencatat bagimu seluruhnya.
(HR. Muslim no. 1546)
Imam Nawawi berkata dalam Shahih Muslim mengatakan,
فِيهِ : إِثْبَات الثَّوَاب فِي الْخُطَا فِي الرُّجُوع مِنْ الصَّلَاة كَمَا يَثْبُت فِي الذَّهَابِ .
Dalam hadits ini terdapat dalil bahwa langkah kaki ketika pulang dari shalat akan diberi ganjaran sebagaimana perginya.
Alhamdulillah, semoga risalah singkat ini bisa terus menyemangati kita untuk menjaga shalat lima waktu. Hanya Allah-lah yang memberi petunjuk.
Referensi:
~ Shalatul Mu’min, Syaikh Dr. Sa’id bin ‘Abi Wahf Al Qohthoni, terbitan Maktabah Malik Fahd, cetakan ketiga, tahun 1431 H.
~  Rumaysho

Selesai

Komentar

Postingan populer dari blog ini

LAKI-LAKI IDAMAN

BAHASA ARAB YANG BIASA DIPAKAI SEHARI-HARI