*Kisah Keteladanan Rasulullah*
Bagian 42
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَ عَلَى آلِ مُحَمد
Cinta Rasulullah ﷺ kepada Muadz bin Jabal
Rasulullah ﷺ bersabda,
"Umatku yang paling tahu halal dan haram adalah Mu'adz bin Jabal."
Ketinggian ilmu inilah yang membuat Rasulullah ﷺ sayang kepadanya dan mengutus Muadz untuk menjadi Hakim di Yaman. Sebelum berangkat, Rasulullah bertanya,
"Apa yang menjadi pedomanmu dalam mengadili sesuatu, hai Muadz?"
"Kitabullah."
"Bagaimana jika kamu tidak jumpai di dalam kitabullah," tanya Rasulullah ﷺ.
"Nanti saya putuskan dengan Sunah Rasul."
"Jika tidak kau jumpai dalam sunnahku," kembali Rasulullah ﷺ bertanya.
"Saya pergunakan pikiranku untuk berijtihad dan saya tidak akan berlaku sia-sia."
Maka berseri-serilah wajah Rasulullah ﷺ. Kemudian beliau bersabda,
"Segala puji bagi Allah yang telah memberikan taufik kepada utusan Rasulullah."
Suatu pagi Rasulullah ﷺ bertanya,
"Bagaimana keadaanmu pagi hari ini, hai Muadz?"
"Pagi hari ini, aku benar-benar telah beriman, Ya Rasulullah."
"Setiap kebenaran ada hakikatnya, maka apakah hakikat keimananmu?" tanya Rasulullah ﷺ lagi.
"Setiap berada pada pagi hari, aku menyangka tidak akan menemui lagi waktu sore. Setiap berada pada waktu sore aku menyangka tidak akan mencapai waktu pagi. Tiada satu langkah pun aku berjalan, kecuali aku menyangka tidak akan diiringi langkah lainnya. Seolah aku saksikan setiap umat jatuh berlutut ketika melihat buku catatannya. Seolah kusaksikan penduduk surga menikmati kesenangannya dan penduduk neraka menderita."
Sabda Rasulullah ﷺ,
"Maka pegang teguhlah, jangan lepaskan!"
Salah satu tanda saling mencintai karena Allah adalah mengutamakan kepentingan orang lain dibandingkan dirinya.
Diriwayatkan bahwa Masruq dalam keadaan sulit karena harus membayar hutang, dan saudaranya, Khaitsamah juga mempunyai utang. Maka pergilah Masruq dengan maksud hendak membayarkan hutang Khaitsamah, padahal Masruq tidak mengetahui pada saat yang sama Khaitsamah juga pergi untuk membayarkan utang Masruq sedangkan Masruq tidak mengetahuinya.
*Kisah Keteladanan Rasulullah*
Bagian 43
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَ عَلَى آلِ مُحَمد
Cinta Umair bin Wahab kepada Rasulullah ﷺ
Penduduk Mekah menjuluki Umair bin Wahab sebagai Jagoan Quraisy.
Setelah Perang Badar Umair membuat kesepakatan rahasia dengan Shafwan bin Umayyah untuk membunuh Rasulullah ﷺ. Maka Umair mengasah pedang dan memberinya racun. Setelah itu ia pergi ke Madinah.
Tiba di Madinah ia langsung menghadap Rasulullah ﷺ dengan pedang terhunus yang dipanggul dibahunya.
Umar bin Khattab murka dan ingin membunuhnya, tetapi Rasulullah ﷺ mencegahnya, lalu beliau berkata,
"Wahai Umair mendekatlah!"
Umair mengucapkan salam jahiliyah,
"Selamat pagi."
Rasulullah ﷺ menjawab,
"Sesungguhnya Allah telah memuliakan kami dengan suatu ucapan kehormatan yang lebih baik dari ucapanmu, Umair! yaitu ucapan para ahli surga. Apa maksud kedatanganmu Umair?"
"Aku ingin menebus anakku yang tertawan di Badar."
"Lalu mengapa engkau menyandang pedangmu? berterusteranglah Umair. Apa maksud kedatanganmu sebenarnya?"
tanya Rasulullah ﷺ lagi.
"Tidak ada maksud lain kecuali yang tadi kukatakan."
Maka Rasulullah ﷺ bersabda,
"Bukankah kamu telah duduk bersama Shafwan bin Umayyah dan tamu berkata, "Kalau bukan karena hutang dan keluargaku niscaya aku akan pergi membunuh Muhammad." Kemudian sofwan menjamin membayarkan hutangmu dan menanggung keluargamu asal kamu membunuhku. Ternyata Allah telah menghalangi maksudmu itu!"
Umair terpana. Ia tidak menyangka Rasulullah ﷺ mengetahui isi rencana rahasianya.
Maka sejak itulah Umair menjadi muslim ta'at yang begitu mencintai Allah dan Rasul-Nya. Sampai-sampai Umar bin Khattab berkata,
"Demi Allah, ketika Umair muncul, aku lebih suka melihat seekor babi. Namun sekarang aku lebih suka kepadanya daripada sebagian anakku."
Rasulullah ﷺ bersabda,
"Berhati-hatilah terhadap kecurigaan, sebab kecurigaan itu adalah berita yang paling tidak benar dan kecurigaan itu mengarah pada tindakan mengintai dan memata-matai."
Selanjutnya beliau bersabda,
"Jangan memata-matai dan jangan mengintai. Jangan putuskan silaturahim dan jangan bertengkar, tetapi beribadahlah kepada Allah sebagai saudara."
*Kisah Keteladanan Rasulullah*
Bagian 44
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَ عَلَى آلِ مُحَمد
Cinta Tsabit bin Qais kepada Rasulullah ﷺ
Sewaktu turun ayat
وَلا تُصَعِّرْ خَدَّكَ لِلنَّاسِ وَلا تَمْشِ فِي الأرْضِ مَرَحًا إِنَّ اللَّهَ لا يُحِبُّ كُلَّ مُخْتَالٍ فَخُورٍ
"Sesungguhnya, Allah tidak suka kepada setiap orang yang congkak dan sombong." ,
(Quran surat Luqman Ayat 18),
Tsabit bin Qais menutup pintu rumahnya dan duduk menangis begitu lama.
Rasulullah ﷺ mendengar hal itu. Kemudian, beliau memanggil Tsabit dan menanyainya.
Tsabit menjawab,
"Ya Rasulullah, aku senang kepada pakaian yang indah dan alas kaki yang bagus. Sungguh aku takut dengan ini akan menjadi orang congkak dan sombong."
Rasulullah ﷺ tersenyum,
"Engkau tidak termasuk ke dalam golongan mereka itu, bahkan engkau hidup dalam kebaikan dan mati dengan kebaikan. Engkau akan masuk surga."
Namun ketika turun ayat,
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لا تَرْفَعُوا أَصْوَاتَكُمْ فَوْقَ صَوْتِ النَّبِيِّ وَلا تَجْهَرُوا لَهُ بِالْقَوْلِ كَجَهْرِ بَعْضِكُمْ لِبَعْضٍ أَنْ تَحْبَطَ أَعْمَالُكُمْ وَأَنْتُمْ لا تَشْعُرُونَ
"Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kalian angkat suara melebihi suara Nabi ....,dan jangan kalian berkata kepada nabi dengan suara keras sebagaimana kerasnya suara kalian terhadap sebagian yang lainnya. Karena dengan demikian amalan kalian akan gugur dan kalian tidak menyadarinya."
(Qur'an surat Al-Hujurat ayat 2)
Tsabit kembali menutup pintu rumahnya dan kembali menangis.
Rasulullah ﷺ mencari dan kembali menanyainya.
Jawab Tsabit,
"Sesungguhnya, aku ini seorang manusia yang keras suara dan sesungguhnya aku pernah meninggikan suaraku dari suaramu, wahai Rasulullah. Tentulah amalanku gugur dan aku akan masuk neraka."
Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda,
"Engkau tidaklah termasuk salah seorang dari mereka bahkan engkau hidup terpuji dan nanti akan berperang sampai syahid sehingga Allah akan memasukkanmu ke dalam surga."
Setelah Rasulullah ﷺ wafat, kaum Muslimin memerangi nabi palsu. Ketika semangat pasukan melemah, Tsabit dan Salim memakai kain kafan dan mengubur kaki mereka ke tanah, lalu bertahan sampai syahid. Melihat hal itu pasukan muslimin bangkit dan menang!
Rasulullah dan Hudzaifah.
Suatu ketika Rasulullah ﷺ pergi ke sumur untuk bersuci. Hudzaifah menabiri Rasulullah dengan kain. Kemudian berganti Rasulullah menabiri Hudzaifah.
"Semoga ayah dan ibuku menjadi tebusanmu! Ya Rasulullah jangan lakukan itu!"
Namun Rasulullah menjawab,
"Setiap kali dua orang bersama-sama, yang lebih disukai Allah adalah dia yang berlaku baik kepada sahabatnya."
*Kisah Keteladanan Rasulullah*
Bagian 46
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَ عَلَى آلِ مُحَمد
Cinta Zubair bin Awwam kepada Rasulullah ﷺ
Ketika memeluk Islam, Zubair bin Awwam masih berusia muda 12 tahun. Walau ia masih remaja dan merupakan putra bangsawan terpandang, Zubair tidak luput dari penyiksaan orang-orang Quraisy. Ia disekap dalam sebuah kurungan yang kemudian dipenuhi asap yang membuat paru-parunya terasa meledak.
"Tolaklah olehmu Tuhan Muhammad itu, nanti ku lepaskan kamu dari siksa ini."
Namun tantangan itu dijawab Zubair,
"Tidak demi Allah aku tidak akan kembali kepada kekafiran buat selamanya!"
Zubair tumbuh menjadi Mujahid yang tangguh, kecintaan Rasulullah ﷺ terhadap Zubair begitu dalam dan beliau sangat membanggakannya.
Beliau bersabda,
"Setiap Nabi mempunyai pembela dan pembelaku adalah Zubair bin awwam."
Zubair termasuk keluarga Rasulullah ﷺ karena ia adalah suami dari Asma bin Abu Bakar, saudara kandung Aisyah.
Zubair yang pandai berdagang dan pemurah membelanjakan semua hoartanya di jalan Allah. Hasan bin
Tsabit melukiskan Zubair bin Awwam dalam syairnya yang indah.
"Ia berdiri teguh menepati janjinya kepada Nabi dan mengikuti petunjuknya. Menjadi pembelanya, sementara perbuatan sesuai dengan perkataannya. Ditempuhnya jalan yang telah digunakannya, tidak mau menyimpang. Bertindak sebagai pembela kebenaran karena itulah jalan yang paling baik."
Zubair yang merindukan untuk mati syahid, akhirnya menemui cita-citanya. Ia ditusuk oleh seorang bodoh saat sedang sholat menghadap Allah.
Ali bin Abi Tholib mencium pedang Zubair sambil berkata,
"Demi Allah pedang ini sudah banyak berjasa. Digunakan oleh pemiliknya untuk melindungi Rasulullah dari marabahaya."
Jika Mencintai Saudara
Suatu ketika Abdullah bin Umar melihat-lihat ke kanan dan kekiri di hadapan Rasulullah ﷺ. Ketika ditanya Rasulullah, Abdullah menjawab,
"Ada seseorang yang kucintai dan aku sedang mencari-carinya, tapi aku tidak melihatnya."
Rasulullah ﷺ m bersabda,
"Jika engkau mencintai seseorang, tanyakan namanya, nama ayahnya, dan tempat tinggalnya. Maka jika dia sakit, kunjungi dia, dan jika sibuk bantulah dia."
*Kisah Keteladanan Rasulullah*
Bagian 47
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَ عَلَى آلِ مُحَمد
Cinta Thalhah bin Ubaidillah kepada Rasulullah ﷺ
Suatu hari Rasulullah ﷺ menatap wajah para sahabatnya, beliau tersenyum lalu bersabda,
"Siapa yang suka melihat seorang laki-laki yang masih berjalan di muka bumi, padahal ia telah memberikan nyawanya, maka hendaklah ia melihat Thalhah...!"
Tidak ada kegembiraan yang diharapkan para sahabat Rasulullah ﷺ selain kata-kata ini. Karena itu tidak heran jika hati Thalhah bin Ubaidillah sangat tenteram menjalani hidup sampai akhir hayatnya karena ia termasuk orang yang di gembirakan Rasulullah ﷺ dengan surga.
Kekuatan Iman Thalhah terlihat dalam Perang Uhud ketika pasukan muslim dihantam habis-habisan oleh Quraisy.
Thalhah menoleh dan ia terkejut melihat Rasulullah ﷺ menjadi sasaran empuk serangan bergelombang pasukan musuh. Dari jauh, dilihatnya Rasulullah ﷺ bercucuran darah dari pipi terlihat beliau menderita kesakitan yang amat sangat.
Thalhah marah dan ia naik pitam. Dengan mengambil jalan pintas ia melompat ke tempat Rasulullah ﷺ berada.
Di situ ia melihat hal yang paling ditakutinya: pedang-pedang Quraisy yang menyambar-nyambar ke arah Rasulullah ﷺ.
Maka, Thalhah berdiri bagai sepasukan tentara dan menghalau setiap serangan yang datang tanpa memperdulikan dirinya lagi.
Jika orang menyebut Perang Uhud, Abu Bakar selalu berkata,
"Itu adalah harinya Thalhah. Aku adalah orang yang mula-mula mendapatkan Rasulullah ﷺ.
Y6ang pertama dikatakan Rasulullah ﷺ kepadaku dan Abu Ubaidillah bin Jarrah adalah,
"Tolonglah saudaramu, Thalhah!" Kamipun menengok Thalhah dan mendapati ada lebih dari 70 luka tusukan tombak, sabetan pedang, dan tancapan panah, ditambah satu anak jarinya putus. Maka kami segera merawatnya dengan baik."
Orang Mukmin dan Orang Munafik
Orang mukmin yang mulia selalu menampakkan dalam dirinya sifat-sifat baik yang ada pada saudaranya agar kalbunya bisa menjadi sumber kemuliaan, kasih sayang dan kehormatan.
Akan halnya orang munafik yang berakhlak buruk, dia senantiasa memperhatikan berbagai kesalahan dan kekeliruan orang lain.
*Kisah Keteladanan Rasulullah*
Bagian 48
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَ عَلَى آلِ مُحَمد
Cinta Hudzaifah bin Yaman kepada Rasulullah ﷺ
Hudzaifah bin Yaman adalah hseorang sahabat Rasulullah ﷺ yang terus-menerus mempelajari orang-orang jahat yang munafik.
Ilmunya itu ia terima langsung dari Rasulullah ﷺ.
Hudzaifah berkata,
"Orang-orang menanyakan kepada Rasulullah ﷺ tentang kebaikan, tetapi saya menanyakan kepada beliau tentang kejahatan karena takut terlibat didalamnya."
Hudzaifah pernah bertanya,
"Wahai Rasulullah dulu kita berada dalam kejahiliyahan dan diliputi kejahatan, lalu Allah mendatangkan kepada kita kebaikan ini, apakah di balik kebaikan ini ada kejahatan?"
"Ada." jawab Rasulullah ﷺ.
"Kemudian apakah setelah kejahatan masih ada kebaikan?"
"Memang, tetapi kabur dan penuh bahaya," sabda Rasulullah ﷺ lagi.
"Apa bahaya itu ya Rasulullah?"
"Yaitu segolongan umat mengikuti sunnah yang bukan sunnahku dan mengikuti petunjuk yang bukan petunjukku. Kenalilah mereka olehmu dan laranglah!"
"Kemudian setelah kebaikan tersebut, masihkah ada lagi kejahatan?"
"Masih," jawab Rasulullah ﷺ, "Yakni para tukang seru di pintu neraka. Barangsiapa menyambut seruan mereka, akan mereka lemparkan ke dalam neraka!"
Hudzaifah pun menjadi seorang ahli, yang mampu membaca tabiat dan air muka seseorang. Walau hanya sekilas melihat wajah seseorang , ia dapat menyelidiki rahasia-rahasia yang tersembunyi di dalam hatinya.
Ada suatu peristiwa yang membuat Rasulullah ﷺ sangat menyayangi Hudzaifah dalam Perang Uhud yang kacau, ayah Hudzaifah terbunuh tanpa sengaja oleh seorang muslimah. Namun Hudzaifah memaafkannya, bahkan uang diyat yang dibayarkan kepadanya dibagi-bagi banyak untuk kaum muslimin.
Alasan yang Dibuat-buat
Suatu hari, Rasulullah ﷺ memergoki seseorang yang sedang mencela orang lain, padahal kemarin iya memuji orang yang dicelanya itu. Ketika ditanya orang itu mengemukakan alasan yang dibuat-buat.
Rasulullah ﷺ bersabda,
"Alasan yang dibuat-buat itu sama dengan sihir."
Pada saat lain Rasulullah ﷺ bersabda,
"Mencaci-maki dan berdalih adalah cabang kembar kemunafikan."
*Kisah Keteladanan Rasulullah*
Bagian 49
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَ عَلَى آلِ مُحَمد
Cinta Saad bin Muadz kepada Rasulullah ﷺ
Kecintaan Sa'ad bin Muadz kepada Rasulullah ﷺ tidak terkira besarnya dalam Perang Khandaq, sebatang panah menembus urat nadi ditangannya. Ketika ia dirawat, Saad bin Muadz yang begitu besar sayangnya kepada Rasulullah ﷺ berdoa,
"Ya Allah jika dari peperangan dengan Quraisy ini masih ada peperangan lain yang Engkau sisakan, maka panjangkanlah umurku untuk menghadapinya karena tidak ada golongan yang ingin kuhadapi selain kaum yang telah menganiaya, mendustakan, dan mengusir Rasul-Mu.
Dan seandainya Engkau telah mengakhiri perang di antara kami dengan mereka, jadikan kiranya musibah yang telah menimpa diriku sekarang ini sebagai jalan untuk menemui Syahid."
Doa Saad bin Muadz terkabul. Setelah Perang Khandaq tidak ada lagi pertempuran dengan Quraisy karena tidak lama setelah itu, Mekah takluk dengan damai.
Maka, luka yang diderita Saad semakin lama semakin parah. Rasulullah ﷺ datang dan melihat sahabat yang sangat mencintainya itu sedang menghadapi maut. Maka beliau pun meraih kepala Saad bin Muadz dan menaruhnya di pangkuan beliau sambil berdoa,
"Ya Allah Saad telah berjihad di jalan-Mu. la telah membenarkan Rasul-Mu dan telah memenuhi kewajibannya. Maka, terimalah rohnya dengan sebaik-baiknya cara Engkau menerima roh."
Doa itu menentramkan roh Saad. Dengan susah payah dibukanya mata dan berharap kiranya wajah Rasulullah ﷺ yang terakhir kalinya dilihat selagi hidup ini. Harapan itu terkabul. Ditatapnya wajah Rasulullah ﷺ penuh kasih lalu diucapkannya salam terakhir,
"Salam atasmu, wahai Rasulullah! Ketahuilah bahwa aku bersaksi bahwa Anda adalah Rasul utusan Allah."
Dengan air mata berlinang Rasulullah ﷺ membalas,
"Kebahagiaan bagimu wahai Abu Amr."
Mengunjungi Saudara
Rasulullah ﷺ mengajarkan agar kita mengunjungi sesama muslim. Dalam hadis riwayat Muslim, Rasulullah ﷺ bersabda,
"Ada seorang laki-laki yang hendak mencari saudaranya di sebuah desa. Allah mengutus malaikat untuk mengikutinya, kemudian malaikat bertanya, "Akan pergi ke manakah engkau?" "Aku ingin menemui saudaraku di desa ini." jawab orang itu.
Malaikat bertanya lagi,
"Apakah engkau mengharapkan pemberiannya ?"
Orang itu menjawab,
"Tidak, aku hanya mencintainya karena Allah."
*Kisah Keteladanan Rasulullah*
Bagian 50
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَ عَلَى آلِ مُحَمد
Cinta Habib bin Zaid kepada Rasulullah ﷺ
Ketika Rasulullah ﷺ masih hidup ada seseorang bernama Musailamah yang mengaku-ngaku sebagai nabi. Maka ia menulis surat kepada Rasulullah ﷺ,
"Dari Musailamah Rasulullah kepada Muhammad Rasulullah, ketahuilah bahwa saya telah diangkat sebagai rekan anda. Maka kita bagi dua bumi ini, separuh untuk anda dan separuh untuk saya."
Maka Rasulullah ﷺ mengutus Habib bin Said untuk menyampaikan surat balasan.
Alangkah bangganya Habib karena pilihan Rasulullah ﷺ jatuh kepadanya. Musailamah membaca surat Rasulullah ﷺ yang berbunyi,
"Bismillahirrohmanirrohim dari Muhammad Rasulullah kepada Musailamah si pembohong. Salam bagi orang yang mengikuti petunjuk. Ketahuilah, bahwa bumi ini adalah milik Allah, diwariskan kepada siapa yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya, sedang kemenangan akan berada di pihak orang-orang yang Taqwa."
Musailamah pun murka. Ia memerintahkan agar Habib disiksa habis-habisan. Setelah itu dikumpulkannya seluruh rakyatnya. Di hadapan mereka, Musailamah yang kejam itu bertanya kepada Habib yang tubuhnya penuh dengan siksaan,
"Apakah kamu mengakui bahwa Muhammad itu utusan Allah?"
"Benar," jawab Habib mantap, "Saya mengakui bahwa Muhammad itu utusan Allah."
"Dan kamu mengakuiku sebagai utusan Allah?"
"Tidak pernah saya mendengar hal seperti itu!" jawab Habib tenang.
Dengan wajah memerah Musailamah memerintah algojo agar menusuk Habib dan memotong-motong tubuhnya.
Selama siksaan itu sampai ajalnya, Habib bin Zaid mengulang-ulang Senandung suci
"Lailahaillallah muhammadarrasulullah, ..."
Atas izin Allah, kelak Nusaibah binti Ka'ab, ibunda Habib memenuhi janjinya untuk membunuh Musailamah bersama para Mujahid lain dalam perang Yamamah.
Cermin Bagi yang Lain
Rasulullah ﷺ bersabda,
"Orang mukmin adalah cermin bagi mukmin yang lainnya."
Maksud hadits ini adalah agar seorang mukmin mengetahui kekurangan dirinya sendiri dari kekurangan yang ada pada diri saudaranya. Hal ini lebih manjur daripada bercermin pada diri sendiri.
*Kisah Keteladanan Rasulullah*
Bagian 51
Saya ganti dengan judul baru, menjadi
Kisah Rasulullah ﷺ bercerita
Bagian 1
Dan sekarang bagian 2
Kemudian ketiga hewan pemberian itu melahirkan dan dalam waktu yang tidak beberapa lama Unta, sapi, dan kambing itu telah memenuhi padang gembala. Hal itu berkat doa malaikat dan berkat kesabaran ketiga orang yahudi itu kepada Allah saat mereka tengah menderita.
Kemudian kini Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى ingin menguji rasa syukur ketiganya saat mereka telah dilimpahkan dengan karunia.
Malaikat pun diutus lagi tetapi kali ini ia menyamar menjadi penderita kusta. Kepada si pemilik unta, malaikat menghiba,
"Aku adalah musafir malang yang kehabisan bekal perjalanan, atas nama dzat yang telah memberimu kulit indah dan harta berupa unta, aku mohon diberi sedikit bekal untuk meneruskan perjalanan."
"Tidak, permintaanmu terlalu banyak!" tolak pemilik unta.
"Bukankah dulu engkau penderita kusta yang fakir dan dikucilkan orang, lalu Allah menolong dan menganugerahimu?" tanya malaikat.
"Aku adalah orang berharta dan aku mewarisi harta ini dari orang kaya pula!" bantah si pemilik unta sambil membusungkan dada.
Malaikatpun akhirnya berkata,
"Seandainya engkau berdusta, Allah akan mengembalikanmu seperti dahulu!"
Setelah itu, malaikat menyamar menjadi lelaki botak dan mendatangi si pemilik sapi,
"Berilah aku bekal perjalanan atas nama dzat yang telah memberimu rambut yang indah dan harta berupa sapi yang melimpah."
Namun, si pemilik sapi sudah berubah menjadi orang yang angkuh dan kikir. Ia menolak permintaan itu dan malaikat pun mengatakan hal yang sama,
"Seandainya kau berdusta Allah akan mengembalikanmu seperti dahulu!"
Kemudian malaikat pun menyamar menjadi pengemis buta dan mendatangi si pemilik kambing untuk meminta belas kasihan. Berbeda dengan kedua temannya, si pemilik kambing tersenyum dan berkata,
"Sungguh dahulu aku buta sepertimu, lalu Allah mengembalikan penglihatanku serta memberiku harta yang banyak. Maka ambillah apa yang engkau kehendaki dari hartaku. Sungguh aku tidak akan keberatan demi ridho Allah yang Maha Perkasa dan Maha Mulia."
Maka malaikat pun menjawab,
"Milikilah hartamu itu. Sesungguhnya Allah hanya ingin menguji kalian bertiga, Allah telah meridhoimu dan memurkai kedua temanmu."
Jaminan Hidup
Pada zaman Khalifah Umar bin Khattab rakyat miskin mendapat jaminan hidup. Umar mewajibkan setiap bayi yang baru lahir diberi santunan sebanyak 100 dirham, setelah agak besar, ditambah lagi hingga menjadi 200 dirham. Santunan itu terus bertambah selagi umurnya juga bertambah.
Kisah Rasulullah ﷺ bercerita
Bagian 3
Diriwayatkan oleh Abu Hurairah, bahwa Rasulullah ﷺ pernah bercerita tentang Juraij seorang ahli ibadah.
Juraij berasal dari kalangan bani Israil pada zaman yang telah lampau. Setiap hari ia menyepi di tempat ibadahnya. Lidah dan hatinya selalu dibasahi dzikir, doa, serta ingatan kepada Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى.
Suatu hari ketika sedang khusuk menegakkan shalat, Juraij mendengar namanya dipanggil,
"Wahai Juraij, kemarilah nak."
"Itu ibu!" pikir Juraij, kekhusyukannya terpecah. Ia jadi bimbang,
"Ya Robbi manakah yang harus aku dahulukan panggilan Ibuku atau sholatku?"
Akhirnya ia memilih meneruskan shalat, maka sang Ibu pun pergi dengan wajah sedih karena merasa diabaikan.
Keesokan harinya kejadian sama terulang. Beberapa kali, ibu Juraij memanggil putranya yang sedang mendirikan salat.
Setelah bimbang sesaat, kembali Juraij memilih untuk meneruskan sholatnya dan membiarkan ibunya pergi. Ia tidak bisa meraba betapa duka perasaan ibunya karena tidak diacuhkan.
Kembali keesokan harinya, ibu Juraij memanggil manggil. Juraij yang sedang mendirikan salat menjadi bingung,
"Manakah yang harus didahulukan, ibuku atau sholatku?"
Lagi-lagi Juraij memilih meneruskan shalat. Kini rasa duka Ibu Juraij berubah menjadi amarah,
"Mengapa Juraij selalu membiarkanku kecewa? Padahal aku sedang membutuhkan pertolongannya. Padahal aku tahu pasti ia mendengar suaraku! Lupakah ia pada betapa banyak air susu yang telah kuberikan kepadanya dengan penuh sayang?"
Air mata ibu Juraij mengalir tak tertahankan lagi. Hampir tanpa sadar ia berdoa,
"Ya Allah janganlah Engkau ambil Juraij ke dalam kematian sebelum ia dipermalukan oleh seorang wanita jahat."
Sementara itu waktu berlalu, keshalihan dan kuatnya iman Juraij terus menyebar di kalangan bani Israil.
"Setan sekali pun tak dapat menggoda hatinya," demikian puji orang-orang.
Mendengar hal itu seorang wanita berparas cantik yang suka menggoda laki-laki tersenyum dan berkata menantang,
"Jika kalian mengijinkan, aku akan menggoda Juraij, mengoyang imannya dan menjatuhkan nama baiknya."
Dari Anas bin Malik Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda,
"Siapa yang ingin dipanjangkan usianya dan dilimpahkan rezekinya, hendaklah ia berbakti kepada kedua ibu bapaknya dan memelihara silaturahim."
(Hadits riwayat Ahmad.)
Dengan segala cara dan bujuk rayu, wanita jahat itu gagal menggoda Juraij. Akhirnya ia pergi dengan penuh dendam.
Beberapa bulan kemudian ia mengandung dan melahirkan seorang bayi. Setelah itu ia pergi ke orang-orang bani Israil dan meneruskan rencana jahatnya.
"Anak yang kubawa ini adalah anak Juraij, padahal aku tidak menikah dengannya."
Maka orang-orang pun marah. Mereka menghancurkan tempat ibadah Juraij, menarik Juraij turun dan memukulinya bertubi-tubi. Juraij berteriak,
"Ada apa ini? Mengapa kalian memukulku seperti ini?"
Orang-orang pun balas membentak,
"Engkau telah mempunyai anak dengan wanita ini, padahal engkau belum menikah dengannya! Itu adalah perbuatan terkutuk! Padahal setahu kami, engkau adalah seorang shalih yang amat kami hormati."
Sambil mengusap darah di wajahnya, Juraij berdiri dan berkata,
"Bawalah bayi itu ke sini!"
Setelah bayi yang baru lahir itu dibawa ke hadapannya, Juraij menekan perut si bayi dan bertanya,
"Wahai bayi siapa sebenarnya ayahmu?"
Orang-orang sempat saling tatap dengan pandangan mengejek. Mereka pikir, Juraij sudah gila karena mana mungkin ada bayi bisa bicara.
Namun dengan izin Allah Subhanahu Wa Ta'ala bayi itu menjawab,
"Ayahku bernama fulan si gembala."
Maka orang-orang pun merasa sangat menyesal, telah menuduh dan menganiaya Juraij. Mereka peluk dan ciumi tubuh Juraij yang penuh luka itu dengan penuh keinginan untuk dimaafkan.
"Biarlah kami bangun kembali tempat ibadahmu dari emas sebagai pelapisnya!" seru mereka.
Juraij menolak dengan berkata, "Tidak perlu itu! Dirikan masjidku itu seperti keadaan semula." Orang-orang pun membangun kembali tempat beribadah Juraij seperti sedia kala.
Hikmah dari kisah Rasulullah ﷺ ini adalah bahwa doa seorang ibu sangat diperhatikan Allah, jika seorang ibu mendoakan keburukan saja dikabulkan, apalagi jika ibu mendoakan kebaikan bagi putra-putrinya.
Dari durhaka Menjadi Berbakti
Dari Anas bin Malik, Rasulullah ﷺ bersabda,
"Sungguh, seorang hamba ditinggal pergi oleh seseorang atau oleh kedua ibu bapaknya, sedang dia dalam keadaan durhaka. Namun sang anak senantiasa berdoa dan memohon ampun bagi keduanya, sehingga Allah menetapkannya sebagai anak yang berbakti kepada orangtuanya.
(Hadits Riwayat Baihaqi)
Kisah Rasulullah ﷺ bercerita
Bagian 4
Nabi Muhammad ﷺ bercerita tentang dua orang laki-laki yang mempunyai sifat amanah tiada banding. Dua orang laki-laki yang begitu patuh kepada Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى sehingga tidak tersisa sifat rakus dalam diri mereka.
Laki-laki pertama memiliki sebidang tanah yang luas dan subur. Laki-laki kedua melihat tanah itu dan berniat membelinya. Setelah laki-laki kedua memiliki tanah itu mulailah ia menggarapnya untuk ditanami. Seluruh bagian tanah dicangkul baik-baik agar menjadi gembur. Tiba-tiba ia terkejut karena menemukan guci berisi emas.
Seketika itu juga dibawanya emas emas itu kepada lelaki pertama dan ia berkata,
"Aku menemukan emas ini di dalam tanah yang kubeli darimu. Ambillah emas ini untukmu.
Laki-laki penjual tanah mengerutkan keningnya sambil berkata,
"Tetapi aku telah menjual tanah ku kepadamu, jadi ambillah emas itu untukmu."
"Tidak," jawab pembeli tanah, "Sesungguhnya aku hanya membeli tanahmu saja, bukan emas ini."
"Tidak," balas penjual tanah sambil tersenyum, "Sesungguhnya aku telah menjual tanahku kepadamu beserta semua yang terkandung di dalamnya."
Karena tidak ada yang mau mengambil guci emas itu, keduanya meminta seorang bijak untuk memberikan keputusan. Orang bijak itu bertanya,
"Apakah kalian berdua mempunyai anak?"
"Tidak,tetapi aku mempunyai seorang budak pria,"jawab lelaki pertama.
"Aku juga tidak mempunyai anak, tetapi aku memiliki seorang budak wanita,"sahut lelaki kedua.
"Orang bijak itu tersenyum,
"Kalau begitu nikahkanlah budak pria dan budak wanita itu. Kemudian berilah nafkah dari emas yang telah kalian temukan."
Kedua lelaki tadi segera melaksanakan apa yang disarankan.
Keduanya hidup tenteram sampai akhir hayat berkat kebaikan hati dan tidak rakus pada harta dunia.
Awalnya terasa berat
Kisah di atas menggambarkan ketaatan yang tinggi kepada Allah. Sungguh pada mulanya akan kita dapati perasaan berat untuk taat kepada Allah. Namun jika kita tabah dan sabar, kita akan mendapat kenikmatan dalam beribadah dan kebahagiaan dalam takwa. Kenikmatan dan kebahagiaan itu tidak akan didapat kecuali setelah berulangkali menghadapi cobaan.
Kisah Rasulullah SAW bercerita
Bagian 5
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَ عَلَى آلِ مُحَمد
Kisah berikut ini dituturkan Rasulullah kepada para sahabatnya agar mereka tambah giat bersedekah.
Pada masa yang sangat lampau, hiduplah seorang shalih yang ingin sekali bersedekah, tetapi ia belum bisa melaksanakan niatnya itu karena belum mempunyai sesuatu untuk disedekahkan sehingga ia bernazar, "Jika Allah memberiku rezeki, sebagai tanda bersyukur, aku akan melakukan sedekah yang belum pernah dilakukan oleh orang lain sebelumku."
Allah mendengar nazar itu dan memberi laki-laki itu rezeki yang banyak. Tidak menunggu waktu sampai keesokan pagi, malam itu juga, laki-laki tadi keluar dan bersedekah kepada seorang pencuri. Orang-orang melihatnya dengan heran sambil berkata, "Malam ini engkau bersedekah kepada seorang pencuri!"
Namun, laki-laki tadi menjawab dengan tenang, "Segala puji bagi Allah yang telah mengizinkan aku bersedekah walau untuk seorang pencuri."
Pada lain malam, ia keluar lagi dan memberikan sedekahnya kepada seorang perempuan yang tidak baik. Orang-orang kembali mencemooh, "Untuk apa engkau memberikan sedekah kepada perempuan yang tidak baik itu?"
Lagi-lagi, ia menjawab dengan tenang, "Segala puji bagi Allah yang telah mengizinkan aku bersedekah walau untuk perempuan yang kurang baik."
Malam yang lain tiba dan laki-laki tadi melakukan hal yang tidak bisa dibayangkan orang-orang. Ia memberi sedekah kepada seorang kaya. Tidak tahan dengan kelakuan aneh itu, orang-orang mencibirnya, "Malam ini justru engkau bersedekah kepada seorang kaya! Untuk apa?"
"Ya Allah, segala puji bagi-Mu karena telah membuat aku bisa bersedekah walau kepada seorang pencuri, perempuan kurang baik dan orang yang berpunya," demikian ia menjawab.
Malam itu juga, ia bermimpi mendengar sebuah suara, "Semoga sedekahmu kepada si pencuri akan membuatnya menjauhkan diri dari pencurian. Sedekahmu kepada perempuan kurang baik itu semoga menjauhkannya dari perbuatannya yang kurang baik. Sedangkan sedekahmu kepada orang kaya semoga membuatnya menjauhkannya dari sifat kikir dan dia justru meniru sikapmu dengan menyedekahkan harta yang Allah berikan kepadanya untuk orang lain."
Pada masa Khalifah Utsman bin Affan, suatu ketika infaq negara habis, sementara banyak orang yang kelaparan. Utsman pun menyembelih semua kambing, unta, dan sapi-sapinya serta membagikan semua kepada orang yang kelaparan. Di rumahnya sendiri, Utsman bin Affan hanya makan gandum yang dicampur garam dialasi kain selimutnya. Ini adalah contoh infaq yang sangat indah
Kisah Rasulullah ﷺ bercerita
Bagian 6
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَ عَلَى آلِ مُحَمد
Pada saat lain Rasulullah ﷺ mengisahkan sebuah cerita yang terjadi pada zaman pemerintahan Nabi Daud عليه السلم. Kisah ini menggambarkan betapa besarnya kasih seorang ibu.
Dua orang wanita bani Israel keluar membawa bayi mereka masing-masing. Keduanya bekerja di ladang yang berbatasan dengan daerah yang masih liar. Bayi-bayi yang usianya sebaya itu diletakkan berdampingan di bawah rerimbunan pohon. Ketika kedua ibu itu sedang sibuk bekerja, dari daerah liar itulah keluar seekor serigala lapar yang kemudian membawa pergi salah seorang dari bayi-bayi tersebut. Alangkah terkejutnya kedua ibu ketika melihat hanya ada satu bayi yang menunggu mereka. Walau mereka mengetahui bayi siapa yang tertinggal itu, kedua ibu saling memperebutkannya. Orang-orang berdatangan dan mereka kebingungan untuk menyelesaikan masalah ini. Maka, kedua ibu membawa bayi yang mereka perebutkan ke hadapan Nabi Daud عليه السلم.
Setelah mendengar cerita mereka, Nabi Daud عليه السلم memutuskan bahwa bayi itu milik ibu yang lebih tua usianya.
"Tidak bisa begitu, baginda!" teriak ibu yang lebih muda. "Sungguh-sungguh aku yakin bahwa dialah buah hatiku!"
Kemudian, tampillah putra Nabi Daud, Nabi Sulaiman عليه السلم. Nabi Sulaiman saat itu masih muda tetapi ia dikaruniai kebijakan yang sangat dalam. Melihat jalan buntu masalah itu, Nabi Sulaiman mengambil sebuah pisau besar yang mengkilap...
"Aku akan membelah bayi ini menjadi dua bagian yang sama persis. Setiap ibu akan mendapat separuh. ltu adalah keputusan yang adil bagi kita yang tidak tahu bayi siapakah ini," demikian sabda Nabi Sulaiman dengan tegas.
"Itu memang adil, baginda. Lakukanlah," jawab ibu yang lebih tua.
"Janganlah tuan melakukan hal itu," isak ibu yang lebih muda, "Biarlah bagianku kurelakan kepada saudara tuaku ini."
Maka Nabi Sulaiman bersabda kepada ibu yang lebih muda, "Ambillah anak ini karena ia anakmu."
Salah satu contoh betapa besar rasa sayang seorang ibu adalah pada Kisah Alqamah, seorang sahabat Rasulullah ﷺ. Alqamah sangat rajin beribadah, tetapi ketika beristri, ia agak melupakan ibunya. Sang Ibu marah sehingga ketika menjelang ajal, Alqamah tidak juga wafat.
Rasulullah ﷺ membujuk agar ibu Alqamah memaafkan putranya, tetapi sang ibu menolak. Akhirnya Rasulullah ﷺ dan para sahabat membuat api unggun besar untuk membakar Alqamah. Melihat api yang menyala-nyala ibu Alqamah menangis. Ia pun memaafkan anaknya. Alqamah pun bisa meninggal dengan tenang.
Kisah Rasulullah ﷺ bercerita
Bagian 7
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَ عَلَى آلِ مُحَمد
Selain mengisahkan kejadian-kejadian pada masa lalu, Rasulullah ﷺ pernah menceritakan mimpi beliau. Tidak seperti mimpi kita, mimpi seorang Rasul adalah mimpi suci yang menggambarkan kejadian sebenarnya. Apa yang Rasulullah ﷺ lihat dalam mimpi kali ini bertujuan menyadarkan kita bahwa kehidupan kekal di akhirat itu benar-benar telah menunggu dengan segala kenikmatan atau kesengsaraannya.
Kehidupan di akhirat, surga dan neraka adalah keabadian yang tidak berakhir, tidak akan terjangkau oleh khayalan kita yang paling luar biasa sekalipun. Namun, untunglah kita masih bisa membayangkan kedahsyatannya lewat hadits-hadits yang disampaikan oleh Rasulullah ﷺ.
Diriwayatkan dari Samrah bin Jundab yang menuturkan,
"Jika Rasulullah ﷺ telah selesai sholat bersama kami, beliau selalu menghadap ke arah kami dan bertanya, "Siapa di antara kalian yang bermimpi malam ini?" Atau "Jika ada di antara kalian bermimpi malam ini, maka ceritakanlah." Atau berkata, "Masya Allah."
Suatu hari setelah selesai salat beliau bertanya,
"Adakah di antara kalian yang bermimpi tadi malam?"
Kami menjawab, "Tidak."
"Maka beliau bersabda,
"Tadi malam aku bermimpi melihat dua orang mendatangiku, lalu mengajakku dan membawaku pergi ke tanah suci yang disucikan. Di tempat itu tiba-tiba saja aku melihat seorang laki-laki sedang duduk sedangkan seorang laki-laki lain berdiri memegang besi bermata pancing pada kedua ujungnya. Lelaki yang berdiri itu memasukkan besi itu ke salah satu sisi mulutnya hingga menembus tengkuknya. Kemudian ia melakukan hal yang sama pada sisi mulutnya yang lain sehingga kedua sisi mulutnya kembali rapat seperti semua. Kemudian ia mengulangi perbuatan yang sama."
Aku bertanya,
"Apakah gerangan arti dari kejadian ini?"
Tetapi kedua orang itu berkata,
"Lanjutkan perjalananmu!"
Apabila berbuat Buruk
Abu Dzar Radhiallahu Anhu bertanya,
"Ya Rasulullah ajarkanlah kepadaku satu amalan yang dapat mendekatkan ke surga dan menjauhkanku dari neraka."
Nabi bersabda,
"Jika engkau berbuat keburukan, lakukanlah kebaikan karena setiap balasan untuk kebaikan adalah 10 kali lipat."
Allah berfirman,
"Barang siapa berbuat baik maka baginya pahala 10 kali lipat amalnya."
(Q.S.Al An'am ayat 160).
Aku bertanya,
"Ya Rasulullah apakah bacaan Lailahaillallah termasuk kebaikan?"
Nabi menjawab,
"Ia adalah kebaikan yang paling utama."
Kisah Rasulullah ﷺ bercerita
Bagian 8
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَ عَلَى آلِ مُحَمد
Rasulullah ﷺ melanjutkan,
"Maka kami pun melanjutkan perjalanan kami hingga sampai pada tempat di mana terdapat seorang lelaki sedang berbaring dan terdapat juga seseorang yang sedang berdiri di atas batu cadas sambil menggengam batu sebesar kepalan tangan. Orang yang berdiri itu kemudian memukulkan batu ke kepala orang yang terbaring sampai kepalanya pecah. Setiap kali ia memukul, batu itu terlempar dan orang itu melangkah untuk mengambil batu yang terlempar itu. Kemudian ia menunggu sampai kepala yang pecah itu menyatu kembali. Setelah itu ia mengulangi perbuatannya.
Aku penasaran dan bertanya,
"Apa maksud kejadian ini?"
"Namun kedua orang itu berkata,
"Lanjutkanlah perjalananmu!"
"Kemudian kami sampai di sebuah lubang sempit mirip perapian, bagian atasnya sempit dan bagian bawahnya lebar, dan di bawahnya dinyalakan api. Ternyata di dalam lubang itu terdapat para lelaki dan wanita telanjang. Api menyala-nyala di bawah mereka. Setiap kali nyala api membumbung mereka naik hingga hampir keluar dari lubang itu dan saat api padam, mereka kembali ke tempat semula.
Melihat hal itu, lagi-lagi aku berkata,
"Apa maksud semua ini?"
"Namun orang-orang itu berkata,
"Lanjutkan perjalananmu!"
Kemudian kami kembali melanjutkan perjalanan hingga sampai pada sebuah sungai yang dialiri darah. Di dalam Sungai itu ada seorang lelaki sedang berdiri dan di hadapannya terdapat laki-laki lain yang memungut batu besar di depannya. Setiap kali lelaki pertama yang berada dalam sungai itu beranjak keluar, lelaki di depannya melempar batu tepat di mulutnya sehingga orang itu kembali ke tempat semula.
"Melihat semua itu aku bertanya,
"Apa maksud semua ini?"
"Kedua orang itu kembali berkata,
"Lanjutkan perjalananmu!"
Disebutkan seseorang menemui Rasulullah ﷺ sambil berkata,
"Aduh dosaku, aduh dosaku" dua atau tiga kali.
Rasulullah ﷺ bersabda,
"Katakanlah ya Allah ampunanmu lebih luas dari dosaku, rahmatmu lebih kuharapkan daripada amalku."
Orang itu membacanya. Rasulullah ﷺ bersabda, "Ulangilah." dia mengulanginya.
Rasulullah ﷺ bersabda lagi, "Ulangi lagi!" Ia mengulanginya.
Rasulullah ﷺ bersabda,
"Bangkitlah, Sungguh Allah telah mengampuni mu."
Kisah Rasulullah ﷺ bercerita
Bagian 9
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَ عَلَى آلِ مُحَمد
Rasulullah ﷺ melanjutkan kisahnya,
"Kemudian kami melanjutkan perjalanan hingga tiba di lembah yang menghijau. Disana ada sebuah pohon besar yang pada bagian pangkalnya terdapat kerumunan anak-anak belia di sekeliling seorang lelaki tua. Aku melihat seorang lelaki lain di bawah pohon sedang menyalakan api."
"Kedua orang yang membawaku itu mengajakku naik ke atas pohon dan mengajakku masuk ke sebuah rumah yang sangat indah. Belum pernah kulihat rumah seindah itu. Di dalamnya terdapat lelaki-lelaki tua dan muda. Kedua orang itu membawaku naik ke sebuah rumah yang jauh lebih indah. Aku bertanya kepada dua orang yang membawaku,"
'"Kalian berdua telah membawa aku berputar-putar malam ini. Katakanlah rahasia semua yang aku lihat dalam perjalananku tadi!"
Kedua orang itu menjawab,
"Baiklah. Orang yang kau lihat sedang merobek rahang mulutnya adalah pendusta yang terus bertahan melakukan dusta hingga memenuhi langit dan tetap melakukan perbuatan dustanya hingga kiamat tiba."
"Orang yang engkau lihat sedang memecahkan kepalanya adalah orang yang diberi ilmu pengetahuan tentang Al Qur'an, namun ia meninggalkannya, tidur pada waktu malam dan tidak melaksanakannya pada waktu siang. Ia melakukan hal itu sampai hari kiamat tiba."
"Adapun orang-orang yang kau lihat di depan perapian adalah para pezina, sedangkan orang yang kau lihat di dalam sungai adalah orang yang suka memakan riba. Lelaki tua yang berada di pangkal pohon adalah nabi Ibrahim عليه السلم, dan anak-anak yang berada di sekitarnya adalah anak manusia."
"Orang yang menyalakan api adalah malaikat penjaga jahanam. Rumah pertama adalah rumah orang-orang Mukmin pada umumnya. sedangkan rumah ini adalah rumah para syuhada. Aku adalah Jibril dan ini Mikail.
Tengadahkanlah kepalamu!"
"Maka aku segera menengadah tiba-tiba aku melihat sebuah istana awan putih. Kedua orang itu berkata.
"Itu adalah rumahmu."
"Aku memohon kepadanya,
"Izinkan aku masuk,"
Mereka berkata,
"Masih ada sisa umur yang belum engkau habiskan. Seandainya engkau telah menyempurnakan umurmu. niscaya aku akan masuk ke rumahmu."
Menjelang wafat Nabi Adam عليه السلم berkata,
"Ya Allah, Musuh Iblis akan bergembira saat melihatku meninggal dunia sedangkan ia diberi tanggung jawab sampai hari kiamat."
Allah subhanahu wa ta'ala berfirman,
"Wahai Adam, sesungguhnya engkau akan dikembalikan ke surga. Sedangkan laknat iblis ditangguhkan agar supaya merasakan sakitnya kematian sebanyak bilangan orang-orang yang pertama dan terakhir."
Kisah Rasulullah ﷺ Bercerita
Bagian 10
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَ عَلَى آلِ مُحَمد
Pada saat lain, Rasulullah ﷺ kembali bercerita. Kali ini tentang begitu besarnya kasih sayang Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى kepada orang-orang yang mau bertobat, seberapapun besarnya dosa yang telah dilakukannya.
Dahulu sekali pada masa umat sebelum kita, ada seorang lelaki yang telah melakukan dosa sangat besar. Dia telah membunuh 99 orang. Pada suatu saat timbullah keinginannya untuk bertobat. Namun, masihkah Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى menerima taubat dan memberikan ampunan untuknya?
Kemudian, bertanyalah ia kepada orang-orang di sekelilingnya,
"Tahukah kalian di mana orang yang paling berilmu di muka bumi ini?"
Dengan takut-takut orang-orang itu berpikir sejenak, lalu salah seorang dari mereka menyarankan,
"Pergilah terus ke arah telunjuk jariku lalu bertanyalah dimana rumah seorang rahib yang terkenal sangat tinggi ilmunya."
Pembunuh itu bergegas pergi, hatinya dipenuhi harapan untuk penghapusan dosa. Tiba di rumah rahib, ia langsung menceritakan semua pembunuhannya dan bertanya,
"Jika aku bertobat. dapatkah dosaku terampuni?"
Dahi rahib berkerut tak percaya dengan pernyataan itu. Dengan senyum mengejek ia berkata,
"Tidak! Sekali-kali dosamu tidak akan diampuni Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى buat selamanya! Kamu tahu kenapa? Sebab kamu adalah orang yang paling terkutuk di muka bumi ini."
Wajah si pembunuh merah merekah, dalam sekejap mata dicabutnya pedang dan dibunuhnya sang rahib. Kini korban pembunuhan nya sudah genap 100 orang.
Dengan wajah murung, ia menemui orang-orang yang ketakutan dan bertanya lagi,
"Rahib itu bukan orang paling berilmu di dunia ini, pasti masih ada orang lain! Bisakah kalian tunjukkan orang yang lebih berilmu dari rahib itu?"
Orang-orang itu lalu menunjukkan rumah seorang ulama. Setelah pembunuh menanyakan hal yang sama, ulama menjawab,
"Tentu saja bisa! Siapa kah yang dapat menghalangi seseorang yang ingin bertaubat? Tetapi, dengarlah saranku. Tinggalkanlah negerimu, sebab, itu negeri yang buruk. Pergilah ke kota yang penduduknya orang-orang Shalih. Sembahlah Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى bersama mereka."
Tobat ialah kembali kepada Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى. Alangkah manis rasanya kembali kepada Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى dan alangkah cintanya Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى kepada orang-orang yang kembali bertaubat kepadaNya.
Sungguh Allah bergembira mendengar taubat orang-orang yang bertaubat itu. Rasulullah ﷺ mengatakan kegembiraan Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى menerima taubat melebihi orang yang kehilangan unta yang memuat seluruh perbekalannya di padang pasir. namun ketika ia sudah putus harapan, mendadak unta itu kembali kepadanya.
Komentar