MURTAD KARENA WANITA

Ir. EKAJAYA
Kisah seorang Mujahid Penghafal Al Qur'an yang murtad di akhir masa hidupnya.

Lelaki gagah itu mengayunkan pedangnya menebas satu demi satu tubuh pasukan Romawi.
Dahulunya dia termasuk dari Tabi’in (270 H) yang hafal Al-Qur’an.
Namanya adalah sebaik-baik nama, ‘Abdah bin ‘Abdurrahiim. Keimanannya tak diragukan.
Adakah bandingannya di dunia ini seorang mujahid yang hafal Al-Qur’an, terkenal akan keilmuannya, kezuhudannya, ibadahnya, puasa Daudnya serta ketaqwaan dan keimanannya ?

Namun tak disangka terjadi musibah di akhir hayatnya. Dia mati dengan tidak membawa iman Islamnya.
Murtad sebagai Nasrani. Padahal dahulunya ia hafal semua isi Al-Qur’an, namun semua hilang tak tersisa kecuali dua ayat saja. Ayat apakah itu?

Apa yang melatarbelakangi dia keluar dari Diinullah (Agama Allah).

Inilah Kisahnya..

Pedangnya masih berkilat-kilat memantul cahaya mentari yang panas di tengah padang pasir yang gersang.
Masih segar berlumur merahnya darah orang Romawi.
Ia hantarkan orang Romawi itu ke neraka dengan pedangnya.

Tak disangka pula, nantinya dirinya pun dihantar ke neraka oleh seorang wanita Romawi,  tidak dengan pedang melainkan dengan asmara.

Kaum muslimin sedang mengepung kampung Romawi.
Tiba-tiba mata ‘Abdah tertuju kepada seorang wanita Romawi di dalam benteng. Kecantikan dan pesona wanita pirang itu begitu dahsyat mengobrak-abrik hatinya.
Dia lupa bahwa tak seorang pun dijamin lolos su’ulkhatimah.

Tak tahan, ia pun mengirimkan surat cinta kepada wanita itu. Isinya kurang lebih:

“Adinda, bagaimana caranya agar aku bisa sampai ke pangkuanmu?”

Perempuan itu menjawab: “Kakanda, masuklah agama Nasrani maka aku jadi milikmu.”

Syahwat telah memenuhi relung hati ‘Abdah sampai-sampai ia menjadi lupa akan imannya, tuli peringatan dan buta Alquran. Hatinya terbangun tembok anti hidayah,

خَتَمَ اللَّهُ عَلَى قُلُوبِهِمْ وَعَلَى سَمْعِهِمْ وَعَلَى أَبْصَارِهِمْ غِشَاوَةٌ وَلَهُمْ عَذَابٌ عَظِيمٌ

Allah telah mengunci-mati hati dan pendengaran mereka, dan penglihatan mereka ditutup. Dan bagi mereka siksa yang amat berat.
(QS. Al-Baqarah: 7).

Astaghfirullah, ma’adzallah.

Pesona wanita itu telah mampu mengubur imannya di dasar samudra.
Demi tubuh cantik nan fana itu ia rela tinggalkan Islam.

Menikahlah dia di dalam benteng. Kaum muslimin yang menyaksikan ini sangat terguncang. Bagaimana mungkin?
Bagaimana bisa seorang hafidz yang hatinya dipenuhi Alquran meninggalkan Allah.

Ketika dibujuk untuk taubat ia tak bisa. Ketika ditanyakan kepadanya, “Dimana Alquranmu yang dulu?”

Ia menjawab, “Aku telah lupa semua isi Alquran kecuali dua ayat saja.
Apa antum tahu 2 ayat apa saja yang masih dia hafal ?

رُبَمَا يَوَدُّ الَّذِينَ كَفَرُوا لَوْ كَانُوا مُسْلِمِينَ

“Orang-orang yang kafir itu seringkali menginginkan (nanti di akhirat), seandainya mereka dahulu (di dunia) menjadi orang-orang muslim.”

ذَرْهُمْ يَأْكُلُوا وَيَتَمَتَّعُوا وَيُلْهِهِمُ الْأَمَلُ ۖفَسَوْفَ يَعْلَمُونَ

“Biarkanlah mereka (di dunia ini) makan dan bersenang-senang dan dilalaikan oleh angan-angan (kosong), maka kelak mereka akan mengetahui (akibat perbuatan mereka).
(QS. Al Hijr: 2-3)

Seolah ayat ini adalah hujjah untuk dirinya, kutukan sekaligus peringatan Allah yang terakhir namun tak digubrisnya.  Dan ia bahagia hidup berlimpah harta dan keturunan, bersama kaum Nasrani. Dalam keadaan seperti itulah hingga ajal menjemputnya. Mati dalam keadaan di luar agama Islam.

Ya Allah, seorang hafidz nan mujahid saja bisa Kau angkat nikmat imannya berbalik murtad jika sudah ditetapkan murtad,  apalah lagi hamba yang banyak cacat ini. Tak punya amal andalan.

مَا تَرَكْتُ بَعْدِي فِتْنَةً أَضَرَّ عَلَى الرِّجَالِ مِنَ النِّسَاءِ

“Tidak pernah kutinggalkan setelahku fitnah yang lebih dahsyat bahayanya bagi kaum pria daripada fitnah wanita.”
(Muttafaqun Alaih)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

LAKI-LAKI IDAMAN

BAHASA ARAB YANG BIASA DIPAKAI SEHARI-HARI