BIASAKAN DO'A Dalam Ungkapan Keseharian

Ir. EKAJAYA

BIASAKAN DO'A
Dalam Ungkapan Keseharian

السلام عليكم ورحمةالله وبركاته .
Kita umat Islam diajarkan doa-doa dan kebaikan oleh teladan kita
Nabi Muhammad shalallallahu 'alaihi wa sallam
Oleh karena itu segera ganti kebiasaan mengucapkan:

 RIP (Rest in Peace) dengan doa ringkas:
رَحِمَهُ اللَّهُ
"Rahimahullah"
(Semoga Allah merahmatinya)

 GWS (get well soon) dengan doa ringkas:
ﻻَ ﺑَﺄْﺱَ ﻃَﻬُﻮْﺭٌ ﺇِﻥْ ﺷَﺎﺀَ ﺍﻟﻠﻪُ
"Laa ba’-sa thahuurun insyaaallah"
Artinya:
Tidak mengapa, semoga sakitmu ini membersihkanmu dari dosa-dosa, insyaallah.
[HR. Al-Bukhari no. 5656]

 Bye-bye, -selamat tinggal- dengan doa ringkas:
أَسْتَوْدِعُكُمُ اللَّهَ الَّذِيْ لاَ تَضِيْعُ وَدَائِعُهُ
"Astaudi'ukumullaahal-ladzii laa tadhii'u wa daa-i'uh."
Artinya:
Aku menitipkan kamu kepada Allah yang tidak akan hilang titipan-Nya.
[HR. Ahmad 2/403, Ibnu Majah 2/943, dan lihat Shahih Ibnu Majah 2/133]

 Thank You dengan doa ringkas:
جَزَاكَ اللَّهُ خَيْرًا
"Jazaakallaahu khairan." (Sesuaikan dhamir/kata gantinya")
Artinya:
Semoga Allah membalasmu dengan kebaikan.
[HR.Tirmidzi]

NOTE PENTING:
 Bukan dimaksudkan kita anti total dengan bahasa Inggris, akan tetapi ini adalah masalah KEBIASAAN dan perlu diperhatikan juga makna-makna kalimat tersebut yang bisa jadi tidak sesuai syariat

 Bisa juga dikombinasikan misalnya:
"Terima kasih wa jazakumullahu khaira"
"Selamat tinggal ya, "Astaudi'ukumullaahal-ladzii laa tadhii'u wa daa-i'uh."
"Get well soon, Laa ba’-sa thahuurun insyaaallah" (terlebih apabila lawan bicara kita menggunakan bahasa Inggris)
 Masih banyak doa-doa ringkas lainnya yang cukup mudah dihapalkan dan dijadikan kebiasaan. Janganlah kita anggap remeh doa-doa ringkas ini, karena kita memohon kepada Allah yang maha Besar.

وَ عَلَيْكُمُ السَّلَامُ وَ رَحْمَةُ اللهِ وَ بَرَكَاتُهُ

Doa-doa QUR'ANI
ketigapuluhempat - Doa Mohon Terlepas Dari Kesulitan

لَّاۤ اِلٰهَ اِلَّاۤ اَنۡتَ سُبۡحٰنَکَ ٭ۖ اِنِّیۡ کُنۡتُ مِنَ الظّٰلِمِیۡنَ
transliterasi
laaa ilaaha illaaa anta sub-hanaanaka innii kuntu minazh-zhoolimiin

arti
Tidak ada Tuhan selain Engkau. Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku adalah termasuk orang-orang yang zalim".
{ Al-Anbiya (الأنبياء) / 21:87 }

kisah
Alquran menegaskan, bahwa doa di atas dibaca oleh nabi Nuh عليه السلم  sebagai penyesalan atas kelancangannya meninggalkan dakwah. Ia merasa berat menghadapi kaumnya yang membangkang, hingga kemudian ia tinggalkan.
Dalam perjalanannya, Yunus عليه السلم mendapatkan berbagai musibah yang bertubi-tubi. Di antaranya ditelan ikan Nun setelah dibuang ke dalam samudera oleh nakoda kapal yang ditumpanginya.
Baru kemudian Yunus عليه السلم sadar dan membaca doa di atas, hingga mendapatkan keselamatan.
Alquran mengisahkan:

وَ ذَاالنُّوۡنِ اِذۡ ذَّہَبَ مُغَاضِبًا فَظَنَّ اَنۡ لَّنۡ نَّقۡدِرَ عَلَیۡہِ فَنَادٰی فِی الظُّلُمٰتِ اَنۡ لَّاۤ اِلٰہَ اِلَّاۤ اَنۡتَ سُبۡحٰنَکَ ٭ۖ اِنِّیۡ کُنۡتُ مِنَ الظّٰلِمِیۡنَ
Dan (ingatlah kisah) Dzun Nun (Yunus), ketika ia pergi dalam keadaan marah, lalu ia menyangka bahwa Kami tidak akan mempersempitnya (menyulitkannya), maka ia menyeru dalam keadaan yang sangat gelap: "Bahwa tidak ada Tuhan selain Engkau. Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku adalah termasuk orang-orang yang zalim".
{Al-Anbiya (الأنبياء) / 21:87}

فَاسۡتَجَبۡنَا لَہٗ ۙ وَ نَجَّیۡنٰہُ مِنَ الۡغَمِّ ؕ وَ کَذٰلِکَ نُــۨۡجِی الۡمُؤۡمِنِیۡنَ
Maka Kami telah memperkenankan doanya dan menyelamatkannya dari pada kedukaan. Dan demikianlah Kami selamatkan orang-orang yang beriman.
{Al-Anbiya (الأنبياء) / 21:88}
Rasulullah ﷺ menegaskan, bahwa barangsiapa dilanda penderitaan dan kesusahan yang berat, maka hendaklah memperbanyak bacaan doa di atas. Tentu Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى akan memberikan jalan keluar daru kesusahannya.
Bagi setiap muslim, tidak selayaknya meninggalkan medan perjuangan hanya karena frustasi menghadapi permasalahan. Bila itu terjadi, maka akan mengalami nasib yang sama dengan apa yang dialami oleh nabi Yunus عليه السلم.
Untuk itu, sebaiknya doa di atas selalu dibaca secara berkelanjutan, agar dihindarkan dari rasa frustasi dalam menghadapi kenyataan perjuangan.
___

penulisan transliterasi telah dicek dengan rekaman audio yang dilantunkan oleh almarhum Muhammad Ayyoub (mantan imam Masjidil Haram).
Doa-doa QUR'ANI
keduapuluh - Doa Mensyukuri Nikmat

 رَبِّ اَوۡزِعۡنِیۡۤ اَنۡ اَشۡکُرَ نِعۡمَتَکَ الَّتِیۡۤ اَنۡعَمۡتَ عَلَیَّ وَ عَلٰی وَالِدَیَّ وَ اَنۡ اَعۡمَلَ صَالِحًا تَرۡضٰىہُ وَ اَدۡخِلۡنِیۡ بِرَحۡمَتِکَ فِیۡ عِبَادِکَ الصّٰلِحِیۡنَ
transliterasi
robbi auzi'niii an asykuro ni'matakallatiii an'amta 'alayya wa'alaa naalidayya wa an a'mala shoolihan tardhoohu wa adkhilnii birohmatika fii 'ibaadikashshoolihiin
arti
"Ya Tuhanku berilah aku ilham untuk tetap mensyukuri nikmat Mu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakku dan untuk mengerjakan amal saleh yang Engkau ridhai; dan masukkanlah aku dengan rahmat-Mu ke dalam golongan hamba-hamba-Mu yang saleh".
{ An-Naml (النمل) / 27:19 }
kisah
Alquran mengisahkan, bahwa doa di atas dibaca oleh nabi Sulaiman as, yang oleh Allah diberi ilmu, kekayaan dan kekuasaan yang tidak pernah tertandingi dalam perjalanan zaman. Ia menyikapi semua pemberian Allah itu dengan penuh rasa syukur.
Ketika Sulaiman mendengar seekor semut berkata:
حَتّٰۤی اِذَاۤ اَتَوۡا عَلٰی وَادِ النَّمۡلِ ۙ قَالَتۡ نَمۡلَۃٌ یّٰۤاَیُّہَا النَّمۡلُ ادۡخُلُوۡا مَسٰکِنَکُمۡ ۚ لَا یَحۡطِمَنَّکُمۡ سُلَیۡمٰنُ وَ جُنُوۡدُہٗ ۙ وَ ہُمۡ لَا یَشۡعُرُوۡنَ
Hingga apabila mereka sampai di lembah semut berkatalah seekor semut: Hai semut-semut, masuklah ke dalam sarang-sarangmu, agar kamu tidak diinjak oleh Sulaiman dan tentaranya, sedangkan mereka tidak menyadari";
{An-Naml (النمل) / 27:18}
فَتَبَسَّمَ ضَاحِکًا مِّنۡ قَوۡلِہَا وَ قَالَ رَبِّ اَوۡزِعۡنِیۡۤ اَنۡ اَشۡکُرَ نِعۡمَتَکَ الَّتِیۡۤ اَنۡعَمۡتَ عَلَیَّ وَ عَلٰی وَالِدَیَّ وَ اَنۡ اَعۡمَلَ صَالِحًا تَرۡضٰىہُ وَ اَدۡخِلۡنِیۡ بِرَحۡمَتِکَ فِیۡ عِبَادِکَ الصّٰلِحِیۡنَ
maka dia tersenyum dengan tertawa karena (mendengar) perkataan semut itu. Dan dia berdoa: "Ya Tuhanku berilah aku ilham untuk tetap mensyukuri nikmat Mu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakku dan untuk mengerjakan amal saleh yang Engkau ridhai; dan masukkanlah aku dengan rahmat-Mu ke dalam golongan hamba-hamba-Mu yang saleh".
{An-Naml (النمل) / 27:19}
Jadi, nabi Sulaiman adalah seorang nabi yang senantiasa mensyukuri nikmat yang dianugerahkan Allah kepadanya sehingga kenikmatan itu bertambah hari semakin bertambah pula. Ia senantiasa berdoa untuk mendapatkan ilham agar dapat mensyukuri nikmat serta dimasukkan ke dalam golongan orang-orang beramal saleh di dunia hingga mendapatkan kebahagiaan di akhirat. Dan itulah kebahagiaan sempurna yang tiada tara nilainya.

Al-Ahqaf (الأحقاف) / 46:15
وَ وَصَّیۡنَا الۡاِنۡسَانَ بِوَالِدَیۡہِ اِحۡسٰنًا ؕ حَمَلَتۡہُ اُمُّہٗ کُرۡہًا وَّ وَضَعَتۡہُ کُرۡہًا ؕ وَ حَمۡلُہٗ وَ فِصٰلُہٗ ثَلٰثُوۡنَ شَہۡرًا ؕ حَتّٰۤی اِذَا بَلَغَ اَشُدَّہٗ وَ بَلَغَ اَرۡبَعِیۡنَ سَنَۃً ۙ قَالَ رَبِّ اَوۡزِعۡنِیۡۤ اَنۡ اَشۡکُرَ نِعۡمَتَکَ الَّتِیۡۤ اَنۡعَمۡتَ عَلَیَّ وَ عَلٰی وَالِدَیَّ وَ اَنۡ اَعۡمَلَ صَالِحًا تَرۡضٰہُ وَ اَصۡلِحۡ لِیۡ فِیۡ ذُرِّیَّتِیۡ ۚؕ اِنِّیۡ تُبۡتُ اِلَیۡکَ وَ اِنِّیۡ مِنَ الۡمُسۡلِمِیۡنَ
Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua orang ibu bapaknya, ibunya mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah (pula). Mengandungnya sampai menyapihnya adalah tiga puluh bulan, sehingga apabila dia telah dewasa dan umurnya sampai empat puluh tahun ia berdoa: "Ya Tuhanku, tunjukilah aku untuk mensyukuri nikmat Engkau yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada ibu bapakku dan supaya aku dapat berbuat amal yang saleh yang Engkau ridhai; berilah kebaikan kepadaku dengan (memberi kebaikan) kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertaubat kepada Engkau dan sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri".
Alquran mengisahkan, bahwa doa di atas dibaca oleh orang-orang mukmin yang jujur. Mereka memohon kepada Allah agar diberikan ilham untuk tetap mensyukuri nikmat, berbakti kepada kedua orangtua, rajin melakukan amal saleh, mendapatkan keturunan yang taat beribadah serta taubatnya senantiasa diterima.
sebagian ahli tafsir menerangkan, bahwa ayat di atas diturunkan berkenaan dengan Abu Bakar Shidiq ketika kedua orangtuanya menyatakan masuk Islam. Lalu Allah memberikan petunjuk, hingga kemudian ia memerdekakan sembilan hamba sahaya beriman yang selalu disiksa oleh orang-orang Quraisy. Di antaranya adalah Bilal dan Amir bin Fuhairah.
Sejak itulah ia selalu mengerjakan amal saleh yang diridhai Allah, hingga Ibnu Abbas memberikan keterangan bahwa tak satu pun dari keluarga Abu Bakar yang tidak beriman kepada Allah.
Malik bin Maqul menerangkan, bahwa suatu ketika Abu Ma'syar menceritakan tentang kenakalan anaknya kepada Thalhah bin Mashraf. Lalu Thalhah berkata:
"Bila engkau menginginkan anak turun yang saleh-salehah, maka bacalah doa:
"Ya Tuhanku, berilah aku ilham untuk tetap mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada kedua orang ibu-bapakku, dan untuk mengerjakan amal saleh yang Engkau ridhai, serta berilah kebaikan kepadaku dengan memberi kebaikan kepada anak cucuku. Sungguh aku bertaubat kepada-Mu, dan sungguh aku adalah termasuk golongan orang-orang yang berserah diri"
(Tafsir Al-Qurthubi, Juz: 6, halaman 195)
Untuk itu, doa-doa di atas adalah baik  sekali dibaca secara berkalanjutan oleh setiap muslim, kapan saja dan di mana saja. Lebih-lebih di zaman globalisasi yang ditengarai dengan merajalelanya dekadensi moral di kalangan remaja.
_____
penulisan transliterasi telah dicek dengan rekaman audio yang dilantunkan oleh almarhum Muhammad Ayyoub (mantan imam Masjidil Haram).
Doa-doa QUR'ANI
pertama - Doa Sapu Jagad

رَبَّنَاۤ اٰتِنَا فِی الدُّنۡیَا حَسَنَۃً وَّ فِی الۡاٰخِرَۃِ حَسَنَۃً وَّ قِنَا عَذَابَ النَّارِ
transliterasi
robbanaaa aatinaa fid-dun-yaa hasanataw wa fil-aakhiroti hasanataw wa qinaa 'adzaaban-naar
arti
Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka".
{Al-Baqarah (البقرة) / 2:201}
kisah
Alquran mengisahkan, bahwa doa di atas dibaca oleh orang-orang mukmin yang tulus setelah selesai melaksanakan ibadah haji. Mereka memohon kepada Allah kebaikan di dunia dan akhirat, hingga kemudian Allah memuji mereka dengan mengatakan:
"Bagi mereka adalah bagian (balasan) dari apa yang mereka kerjakan."
Imam Ibnu Katsir menegaskan, bahwa doa di atas mengandung keseluruhan kebaikan dunia serta menghindarkan diri dari segala bentuk kejelekan.
Kebaikan di dunia mencakup seluruh kebutuhan duniawi, baik kesehatan, kelayakan hidup, isteri shalihah, rizki lapang, ilmu manfaat, amal saleh, kendaraan layak, kedudukan terhormat maupun jabatan tinggi.
Menurut para ahli tafsir, hal-hal tersebut merupakan sarana prasarana kehidupan yang baik di dunia.
Sedang kebaikan di akhirat adalah mendapatkan nikmat kubur, selamat dari goncangan kiamat, dimudahkan dalam menghadapi hisap, selamat dari neraka, puncaknya adalah dimasukkan ke dalam sorga yang paling tinggi derajatnya.
Mengingat pentingnya doa di atas, maka kepada setiap muslim dianjurkan untuk membacanya pada setiap kesempatan, agar dapat meraih kesuksesan hidup di dunia dan akhirat.
Dalam hal ini sahabat Anas bin Malik telah menegaskan, bahwa Rasulullah saw senantiasa membiasakan diri membaca doa: "Ya Allah ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan di akhirat, serta selamatkanlah kami dari siksa neraka"
(HR. Bukhari dari Anas bin Malik).
Ibnu Abi Hatim mengetengahkan sebuah riwayat bersumber dari Abdus-Salam bin Syadad, dia berkata: "Suatu ketika aku berada di rumah Anas bin Malik, lalu Tsabit berkata: "Ya Anas, teman-temanmu sangat mengharapkan doamu, maka doakanlah mereka." Anas kemudian berdoa dengan membaca: "Ya Allah ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat, serta selamatkanlah kami dari siksa neraka."
Lalu mereka berbincang-bincang sejenak. Dan ketika mereka hendak meninggalkan tempat duduk, Tsabit kembali memohon kepada Anas agar berkenan sekali lagi mendoakan mereka. Ia berkata: "Ya Aba Hamzah, teman-temanmu akan meninggalkan ruangan ini, maka doakanlah mereka."
Jawab Anas: "Saudara, adakah kalian akan memperberat permasalahan! Apabila Allah memberimu kebaikan dunia dan kebaikan akhirat, serta menyelamatkan dirimu dari siksa neraka, maka berarti Allah telah memberikan seluruh kebaikan kepadamu."
Memang sudah menjadi kebiasaan Anas bin Malik, apabila dimintai doa oleh seseorang, dia selalu mendoakannya dengan membaca doa sapu jagad. Jarang sekali dia berdoa dengan doa yang lain.
Anas bin Malik menerangkan, bahwa pada suatu waktu Rasulullah ﷺ menjenguk seorang lelaki yang sedang sakit. Dia sangat lemah, tidak berdaya.
Lalu Rasulullah ﷺ bertanya kepadanya:
"Saudara, adakah engkau telah memanjatkan suatu doa kepada Allah?"
Jawabnya:
"Ya sudah. Aku berdoa: Ya Allah, bila Engkau menghendaki untuk menyiksaku di akhirat, maka segerakanlah siksaan itu di dunia saja."
Rasulullah ﷺ kemudian bersabda:
"Subhanallah. Kamu tidak akan kuasa menerima siksa Allah. Sebaiknya bacalah doa: "Ya Tuhan, berikanlah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat, serta selamatkanlah kami dari siksa neraka."
Anas menerangkan, bahwa lelaki itu kemudian membaca doa yang dianjurkan Rasulullah ﷺ, lalu dia pun sembuh dari sakitnya.
(tafsir Ibnu Katsir Juz: 1, halaman 244)


Komentar

Postingan populer dari blog ini

LAKI-LAKI IDAMAN

BAHASA ARAB YANG BIASA DIPAKAI SEHARI-HARI